Blog ini cuma sebuah laku bacalah, bukan bacakanlah.

Sebab bisikan selalu jatuh lembut di telinga, tak seperti teriak yang menghantam pekak.
Tidak seperti gema yang menggelantah dengan dobrakan gelora, melainkan lebih ingin gaungnya pribadi dan dadi abadi.
Untuk disimpan di dalam batin, bagai bersemedi di dalam nadi.

Makna bersembunyi pada selumbar-selumbar semantik, pada pendar-pendar punktuasi. Walaupun ia akan dijumpai bilamana dicari.

September 5, 2012

exuberant germs

mereka bagaikan
kutu kutu kuman
.
mengotori ibukota
menyemuti halte, terminal, dan stasiun
merambat meluruhi lapisan permukaan
.
menyelip di serat-serat jalan
menyublim tiap ruang pori-pori
menghabisi yang tlah habis
memenuhi yang tlah penuh
menyesaki yang tlah sesak
_
they look all similar
pakaian serupa
ekspresi serupa
_
mereka berharap sesuatu
kehausan
dari cipratan
minum dari seloki bukan selokan
_
tak ubahnya mikroba
cuma menggerogoti remah serta lendir dari kepingan jekata
_
kadang bosan dengan mengais sisa
ingin memakan utuh dari tengah mimpi mereka
_
mereka kecil, anonim, massal
sekumpulan contoh nyata bagi produk nonsens bernama stereotip
yang mana data statistik pada nanti mengutip

jadilah garam. sejumput yang mengasinkan sepinggan nasi. sebab sudah banyak sekali yang jadi nasi saja. tanpa rasa tanpa warna.

1 comment:

Fransiskus said...

kaum kusam yang terbuang.