lanang
setiap menit merupakan tegar yang rapuh.
mengenang dijerang sesal yang kelabu.
mengeruk dari sisa-sisa peninggalan selapis sinar, tangis ini perca.
anggapan kalau mengakhiri adalah bagian tersulit, sebetulnya salah.
titik akhir menandaskan penderitaan.
titik akhir berlandaskan keberanian disokong kecongkakan, bercokol pesona kebanggaan karena (merasa) mampu mengakhiri.
titik awal baru, yang kerap disepelekan, justru yang tersulit.
sama halnya dengan malam gelap tidak menakutkanmu, tetapi pagi cerah keesokannya membuatmu kisut, sebab itu pertanda kau harus melangkah melanjutkan. tanpa tahu sejahiliyah apa yang terbungkus menantimu di jalan kehidupan di depan. terlebih dari itu pun, aku tak ingin pergi.
sebab melupakanmu adalah mesti yang meski.
maka hidupku berjalan sebagai sebuah pencarian: sementara yang kekal.