Blog ini cuma sebuah laku bacalah, bukan bacakanlah.

Sebab bisikan selalu jatuh lembut di telinga, tak seperti teriak yang menghantam pekak.
Tidak seperti gema yang menggelantah dengan dobrakan gelora, melainkan lebih ingin gaungnya pribadi dan dadi abadi.
Untuk disimpan di dalam batin, bagai bersemedi di dalam nadi.

Makna bersembunyi pada selumbar-selumbar semantik, pada pendar-pendar punktuasi. Walaupun ia akan dijumpai bilamana dicari.

January 11, 2008

stereotype

keajaibanmu disiarkan oleh sebagian orang.
terdengar fantastis, puitis, sesekali dramatis.
tetapi takkan lebih dari suatu sintetis.
faktanya itu bukan yang empiris.

pratinjau mereka bahkan berbeda dengan apa yang ada di pikiranku sekelebat.

mungkin orang-orang itu memang tidak untuk dihiraukan, mereka sekadar ada untuk menjadi pelengkap keseimbangan.

sekarang mulai dengan repertoarku.

walau di beberapa orientasi masih sangat blur, interpretasi penuh egosentris, bait demi bait pengenalan membawa pada pemahaman.
keajaibanmu adalah dalam lantunan nadamu.
representasi dari ketulusan, yang langsung dari hati.
dibangun atas keselarasan harmoni rasa dan karsa.
kemudian dibalut dengan asa.
karena kita tahu, bahwa asa yang berfusi, walau sedikit, akan mampu memainkan irama lebih indah.


sederhana sekali, aku melihat melalui tiap denting yang kau cipta.
dan aku melihatmu apa adanya.



dedicated for the greatest piano player i’ve ever known.
semoga dapat menangkap pribadimu secara utuh...